Sunday, November 13, 2016

비밥 뮤지컬 in Jakarta 2016

This is my 2nd time watching full-lengths The Most Delicious Performance "BIBAP SHOW"

Pertama kali, tahun lalu -2015- sekitar bulan Februari di Ice Palace, Lotte Shopping Avenue (kapasitas sekitar 300 seats). Waktu itu, tujuan nonton adalah meliput pertunjukan karena masih kerja sebagai penulis di JAX Magazine

Setelah pertunjukan, aku dapat kesempatan mewawancarai beberapa personel dan staff Bibap. Aku juga masih ingat, waktu itu dibantu diterjemahkan salah satu staff KCC (berhubung masih belum jadi bagian keluarga pusat kebudayaan ini) -yang sekarang jadi rekan kerja- namanya Kimberly hehehe 

I still remember that day. But I forgot what kind of questions that I made. Hehehe now it feels -a little bit- funny. 

Kalau ingat masa itu... Hahaha 

Anyway~~

Hari ini, Minggu 13 November 2016, aku berkesempatan nonton pertunjukan penuh BIBAP SHOW untuk keduakalinya. 

Dibandingkan tahun lalu, kali ini, skalanya lebih besar. Tempat yang dipilih pun lebih besar secara kapasitas (1200 seats). Tahu di mana? Hehehe di Ciputra Artpreneur Theater. Sama-sama di Ciputra World 1, Lotte Shopping Avenue tapi beda ruangan (beda lantai juga, kali ini di lantai 13). 

Secara garis besar, jalan cerita pertunjukannya sama. Pertarungan 2 chef (merah dan hijau) dalam membuat masakan. Highlight menunya Bibimbap (비빔밥), salah satu masakan ikonik asal Korea atau kalau diartikan menjadi nasi campur, karena sebelum dimakan maka kita harus campur sayuran, lauk, dan gochujang (saus pedas) yang diletakkan di atas nasi. 

Sebelum ke menu utama, si dua chef ini buat 3 masakan lain lebih dulu secara bergantian, yaitu sushi (Jepang), pizza (Italia), dan chicken noodle (Tiongkok). Kemudian, si 2 chef buat Bibimbap dengan versi masing-masing. 

Uniknya pertunjukan ini adalah konsep interaktif. Di tiap segmen, ada penonton yang dilibatkan. Dipilih penonton (kali ini yang duduk di deretan A/paling depan), untuk menentukan siapa chef yang masak (sudah sesuai script tentunya), kemudian ketika masakannya jadi maka si penonton tadi diminta naik ke panggung dan "mencicipi" hasil masakan si chef (fyi, makanannya bohongan, kecuali Bibimbap di bagian paling akhir. 

Kalau diminta maju ke depan maka harus menaikkan level PD karena jadi sorotan seluruh penonton. Absolutely not my style hahaha...

Kalau -masih- punya selera humor atau cocok dengan selera hiburanmu maka akan ketawa dan terhibur. Tapi kalau suasana hati lagi nggak oke, biar disuguhin acara selucu apapun (pasti) nggak akan ketawa (bahkan kalau dikelitikin?hihihi). 

Sangat bersyukur dapat kesempatan nonton pertunjukan nan menghibur ini. I need to laugh more. Ketawa yang benar-benar ketawa tanpa embel-embel mikir, "is it okay to laugh?" 

Terima kasih untuk atasan-atasan saya yang selalu beri kesempatan untuk melihat, menonton, menyaksikan acara-acara yang bukan hanya menarik tapi juga menambah pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan. I am really blessed. 

(Terima kasih juga karena boleh ajak saudara ^^)



ㄷㅁㅈ
2016년 11월 13일

Friday, November 4, 2016

Ketika Kamu

Tanggal ini, satu bulan yang lalu, adalah hari pertemuan kedua atau tepatnya hari kedua aku melihat sosokmu. Kenal? Teman? Belum. Hanya sekadar tahu ada sesosok kamu yang selalu ikut dalam rombongan acara dimana aku jadi salah satu pesertanya. 

Di hari kedua itu, pertama kalinya aku berinteraksi dengan kamu karena temanmu. Indonesia yang membuat aku dan kamu jadi punya topik untuk diobrolkan. Lucu..

Karena kunjungan ke salah satu galeri yang memajang karya-karya seniman dari negaraku, seseorang kemudian memperkenalkan aku dengan temanmu yang menaruh perhatian karena ia pernah tinggal setahun di Aceh. 

"She's from Indonesia." 
"Are you from Indonesia?"
"Yes I am. I'm Indonesian."
"I live in Aceh for about 1 year and 1 month. He's also ever been to Indonesia." Kata temanmu tentang kamu.
"Yeah, but only for 1 week." 
"Wow, Aceh?"

Aku terpesona karena kunjungan kalian ke Indonesia adalah ke Aceh. Bukan Jakarta, Bali, atau tempat wisata lain. 

"I make a documentary film there."

Ah ternyata itu sebabnya. Kalian ke sana untuk mendokumentasikan kehidupan di Aceh. 

Saat itu, aku belum menaruh perhatian apapun terkait kamu. Aku hanya kagum karena kalian berdua, yang adalah orang asing, datang jauh-jauh ke Aceh untuk bikin film dokumenter. 

Sebenarnya aku penasaran, film dokumenter seperti apa yang kalian bikin? Tapi, aku nggak meminta kontak kalian. 

Setelah kunjungan ke galeri itu, kita sempat melanjutkan obrolan bertiga tentang Aceh dan Indonesia. Obrolan singkat tepatnya karena kita lakukan saat jalan untuk pindah ke lokasi lain.

"It's amazing to know that you visit Aceh to shoot a documentary film. Because Aceh is not a common place for tourist. As I know, Aceh have a different and specific culture."
"Is it?" you said in a curious way.

Dan temanmu pun menjelaskan secara singkat tentang apa yang aku maksud. 

"Even I never been to Aceh before." Kataku sambil tertawa. "It's not that easy to enter Aceh, even for Indonesian people."
"Really?" 
"I think your friend know about what I'm saying." 

Ya, itulah percakapan singkat kita sore itu. Kamu dan temanmu sempat mengucapkan beberapa kata dalam Bahasa Indonesia, seperti makan, jalan-jalan. Aku hanya bisa tertawa. Rasanya senang bisa mendengar Bahasa Indonesia saat itu.


6 Oktober 2016
Asian Culture Center

Aku kira, kamu nggak akan ikut dalam kunjungan kali itu. Aku juga nggak berpikir apa-apa. Hanya tiba-tiba mendapati dirimu ada di stasiun dan akan berangkat bersama.

Hari itu, aku sibuk memikirkan kerjaan yang seharusnya aku tangani di Jakarta.
"I'm not supposed to be here. I have a lot things to do in Jakarta."

Namun, pikiran tersebut sejenak hilang waktu kunjungan ke tempat itu. Aku terkagum-kagum dengan tempat yang luas dan fasilitasnya luar biasa. Arsitekturnya pun memanjakan mata. 

Singkat cerita, setelah semua kegiatan yang dilakukan bersama, para peserta diberikan waktu bebas. 

Aku sempat keliling sebentar lalu mencari tempat duduk dan mengerjakan tugas. 

Satu email selesai dikirim. 

Salah satu karya yang dipajang di dinding menarik perhatianku.

Ah, ini bagian dari kotak musik! 


Jumlahnya sangat banyak! 

Aku coba putar satu per satu secara acak. Ternyata lagunya berbeda-beda. Ini benar-benar menarik! 

Kamu tahu, aku sangat suka bunyi dari kotak musik. Aku suka kotak musik bahkan yang bentuknya sederhana sekalipun.

Aku pun sibuk memainkan atraksi mini ini sendirian. Beberapa lagunya terasa akrab di telinga. Lagu-lagu Natal, lagu klasik, lagu anak, dan masih banyak lagi.

Tiba-tiba seseorang mendekat ke area itu. Ternyata kamu. 
Kamu pun memutar beberapa alat itu. 

"Ini benar-benar menyenangkan!" kataku mencoba membuka pembicaraan, hanya sekadar supaya situasinya tidak awkward.

Hal yang kamu lakukan berikutnya yang membuat aku terpesona dengan sosokmu.

Kamu memutar beberapa spinner alat kotak musik tersebut secara sekaligus sambil melihatku dan berkata, "seperti ini?"
"Iya!"

Lalu, aku dan kamu berdiri menikmati lagu-lagu yang muncul secara berbarengan. 
Aku nyalakan kamera hp dan merekam bunyi-bunyi itu menjadi video singkat.

Kamu berhasil menarik perhatianku.

Hanya seperti itu saja.

"Ah, ini tho rasanya.." kataku dalam hati.

Rasanya lucu kalau diingat-ingat lagi. Hanya karena tindakan sederhana, kamu berhasil menarik perhatianku. 

Setelah itu, aku dan kamu tidak pernah melakukan interaksi.

Hanya di hari terakhir acara, dimana kebetulan ada kamu di situ, sempat terjadi interaksi kecil lain.

"Saya mau jalan-jalan." katamu menggunakan Bahasa Indonesia.

Aku hanya tertawa sambil berkata, "please come to Indonesia."

Itu interaksi terakhir aku dan kamu.

Mau tahu hal lucu? 
Sampai sekarang, aku tidak tahu namamu. 

Mungkin suatu saat nanti, entah kapan, aku dan kamu bisa bertemu lagi. 

Di negeriku atau negerimu, siapa yang tahu.

Terima kasih untuk memori kecil hari itu.


(출장 갔을 때..)
#출장중 


Friday, October 21, 2016

Pilih Jadi Objek atau Tukang Foto?

Kalau saya, jawabannya sudah pasti jadi "tukang foto" alias orang yang pegang kamera untuk foto orang atau objek lain. 

Kenapa saya nggak -terlalu- suka difoto? 
Umm... Kenapa ya? Hahaha sebenarnya karena ukuran diri saya yang agak besar ini jadi penyebabnya. 난 뚱뚱한 사람이에요.. ㅋㅋ 
Kalau ada foto dengan angle bagus dan saya nggak kelihatan terlalu besar (ha ha ha), bisa jadi bakal saya upload di salah satu akun SNS atau dijadikan profile picture. 

Kenapa? Mau bilang, "nggak bisa terima kenyataan ya?" Hehehe sedikit... Kalau mau plesetin lagu, "badanku dulu tak begini.." 

Anyway. Bicara soal foto. Saya bukan fotografer. Saya nggak pernah belajar secara khusus tentang teknik foto. Hal yang saya tahu selama ini karena diajarkan orang lain (secara tidak sengaja), atau baca/lihat/nonton di sumber tertentu. 

Foto yang menurut saya bagus, belum tentu sepaham dengan pendapat orang lain. Kalau ini tentu kembali lagi ke selera orang. 

Apa yang biasa saya potret? Makanan (1등 ㅋ), langit biru, objek unik, tulisan menarik, sesuatu yang terlihat simetris, sesuatu yang warna-warni, dan masih banyak lagi. Kadang, tergantung mood. 

Sebagai penggemar potret-memotret amatir, saya nggak punya teknik khusus waktu mengabadikan sebuah objek. Lihat, perhatikan, cari angle, atur posisi, atur sudut kamera, lalu klik. Saya cenderung mengambil gambar beberapa -banyak- kali baru kemudian dilihat kembali hasil fotonya. Ya, bukan tipe yang tiap jepret lalu preview. Bahkan kadang nggak dilihat sama sekali dan hanya mengandalkan apa yang dilihat mata saat mengambil gambar. 

Kalau hasilnya bagus, satu per satu akan dipajang di akun SNS pribadi. Kalau kurang atau nggak bagus, foto itu akan diam di memori, mungkin juga dihapus. 

Kadang saya menyesal karena nggak memotret diri sendiri (istilah zaman sekarang: selca/selfie) ketika mengunjungi suatu tempat yang belum tahu kapan lagi bakal berkunjung ke situ. Tapi, ya, memang begitu kebiasaan saya. 

Tapi, kadang saya juga suka tiba-tiba minta tolong difotoin kok hehehe itu berarti saya lagi agak aneh... 

Ah iya, saya kurang suka kalau diminta foto bareng atau ramai-ramai dengan orang(-orang) yang nggak dekat sama saya. It's so not me. Akan berbeda kalau berfoto dengan orang-orang yang dekat atau akrab. Tanpa diminta pun saya akan dengan senang hati tersenyum lebar dan tulus atau berpose/membuat ekspresi aneh. 

Kalau Anda nggak akrab atau dekat atau bahkan nggak kenal sama saya, jangan minta saya ikut foto bareng. Kecuali saya yang minta ha ha ha me sounds so selfish ey? ㅋㅋㅋ sorry for this.

Pada dasarnya, saya menikmati dunia foto. Tapi bukan yang serius, ya. Saya sebagai penikmat dan pelaku amatir saja. 

Saya masih harus belajar banyak. Dan saya memang ingin belajar motret dengan lebih baik lagi. 


2016.10.21

Monday, September 5, 2016

Komik (만화)

Bulan ini dimanja oleh kisah-kisah cinta dalam komik Jepang. Buku cerita bergambar hitam-putih dengan detail yang menggugah keinginan untuk membaca. 

Alasannya simpel saja. Gambarnya bagus, ceritanya membuat penasaran dan akibatnya hati jadi senang. "Happy ending" sudah tentu jadi bumbu wajib. 

Membuat orang berangan-angan akan cerita cinta nan romantis dan mendebarkan. Arsiran (deretan garis hitam) di wajah tokoh utama yang menggambarkan suasana hati si karakter sedang merasa malu-malu kadang membuat pembaca ikut merasa hal yang sama. Ah, keterlaluan. Keterlaluan dalam makna yang menyenangkan. 

Memang, kadang ceritanya seperti tidak masuk akal. Tapi, ada beragam kisah cinta yang bisa terjadi di dunia ini. Termasuk kisah cinta ala (serial cantik?) komik Jepang. 

Lagi-lagi, saya dibuat ketagihan mengunjungi toko buku. Bahkan sampai lupa diri dan ketika petugas kasir menyebutkan harga, saya baru ngeh tentang berapa harga yang harus dibayar hahaha... 

Untuk menghibur diri, saya katakan dalam hati: uang itu diperoleh dari hasil kerjamu sendiri kok :)



Sunday, August 28, 2016

Skenario Scenario

Begitu banyak skenario yang berkeliaran dalam pikiran, menanti untuk dituliskan. Kadang muncul beberapa kali, kadang muncul sekali lalu lupa. Ah.. Saya masih bingung, bagaimana cara menuliskannya? 

Saya kembali mengalami hal ini. Sulit menuliskan hal lisan menjadi tulisan. 

Beberapa skenario bikin saya tertawa geli saat membayangkan/memikirkannya. Di waktu lain, ada yang membuat saya berpikir panjang. Ada juga yang membuat saya senyum atau sebal. Tergantung skenario yang sedang saya pikirkan tentunya. 

Saya bukan berencana membuat skenario film atau drama. Saya mau menulis cerita. Tapi pagi ini tiba-tiba terbersit kata 'skenario'. 

Soal inspirasi, dari mana saja. Pertemuan, perkenalan, interaksi, bacaan, tontonan, tingkah laku orang, suatu benda, apapun.

Luar biasa, ya, Tuhan menciptakan kreativitas dalam otak manusia. Namun, manusia harus bijak dengan berkat kreativitas tersebut. 

Saya pilih untuk menuliskannya. Walau sampai sekarang masih mandheg karena bingung cara memulainya. Hehehe 

Semangat! Ayo nulis! 


2016.08.28

Saturday, August 13, 2016

Preface

Aku suka membaca cerita cinta. Kisah-kisah romantis yang menggetarkan perasaan senang, berbunga-bunga. Kali ini, aku mencoba menuliskannya. Cerita cinta seperti yang aku bayangkan. Mungkin angankan. Mungkin juga karena terinspirasi dari beragam kejadian yang terjadi kemarin, hari ini, atau besok.

Rasanya ada banyak plot yang beterbangan dalam alam pikir. Menanti untuk dituliskan. Hey, sudah lama aku tak menuliskan sesuatu yang seperti ini. Let's give it a try.


*하트하트뼝뼝*

Friday, August 5, 2016

Post Event "Galauness"

I named it "Post Event Galauness" atau rasa galau usai mengadakan acara. He he he

Waktu melakukan persiapan, rasanya naik turun. Apalagi kalau rekan-rekan sejawat juga sedang disibukkan hal lain, suasanya bisa gawat kalau salah senggol sedikit saja. 

Persiapan setengah matang ataupun matang itu karena proses. Kadang saya terlalu egois karena merasa harus dan bisa mempersiapkan semua sendiri. Kenyataannya, itu nggak mungkin. Disitulah saya belajar kerja sama tim. Nggak instan kok, semua butuh proses. 

Proses mengetahui dan mengenal rekan kerja. Proses 'trial and error'. Proses "senggol cubit" (hush.. jangan kasar-kasar he he he). Proses "bisa minta tolong nggak?". Proses "kerjaan gue juga banyak". Proses "of course I will help you". Ha ha ha it's getting more sensitive here.. Anyway, begitulah ketika lebih terbiasa kerja sendiri. 

Tapi itu 매력 alias pesona dari proses mempersiapkan sebuah acara. I don't know about you (khususnya yang sdqh berkecimpung lama di dunia event organizer). 

Beberapa pengalaman membuat saya semakin mengenal karakter diri. Seperti apa saya sebenarnya. Siapa saya dimata orang lain. Seberapa jauh/tingkat egoisitas dalam diri saya. Termasuk juga seperti apa peran saya dalam sebuah tim. (O..o.. 'tim' adalah kata penting bagi saya yang tidak bisa disebut sembarangan karena perlu usaha dan komitmen didalamnya). 

Tapiiiii... I really enjoy it. Saya menikmati masa-masa itu. Saya merasa jadi orang yang diperlukan. Saya merasa bisa berbuat sesuatu untuk orang lain. Saya merasa saya ada. 

Well, sometimes I did stressed out but I think I learned a little bit how to figure it out. Bukan karena kuatku tapi semua karena Kuasa dan Pimpinan-Nya. 

Singkat cerita (padahal dari tadi sudah lebih dari singkat), fokusnya adalah hari pelaksanaan. Karena yang ingin dicapai, kan, acara puncak. 

Perubahan di sini di situ. Editing di ini itu. Bahkan beberapa hal bisa berubah di detik-detik terakhir atau bahkan saat acara sudah berjalan. Semua tujuannya satu: supaya acaranya sukses. 

Lalu, apa ukuran kesuksesan sebuah acara? Apa karena banyak penonton? Apa karena ada yang memuji? Apa karena diliput oleh media? Apa karena tidak ada kesalahan? Apa karena team work yang baik? Apa karena bisa menghibur dan menyenangkan banyak orang? Menurutmu?

Buat saya, salah satu hal yang bisa membuat suatu acara disebut sukses adalah acara diakhiri dengan senyuman para petugas, pengisi, dan penonton acara. Ketika kita masih bisa tersenyum walau badan lelah dan masih harus merapikan perlengkapan acara, serta mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait.

Lalu?
Lalu muncullah "Post Event Galauness". Rasa rindu menjalani persiapan, pelaksanaan, hingga penutupan acara. 
Apalagi kalau selama masa itu bisa menambah kenalan/teman/jaringan. 

*biarkan saya tersenyum sejenak* ^_^

Seperti hari itu. Dibalik segala kekurangan tapi masih ada senyuman tersungging di bibir pihak-pihak yang terlibat. "Kalian luar biasa," kataku. 


=== === === === ===


Menghadapi "Post Event Galauness" hari itu, 23 Juli 2016, saya memutuskan menonton film tengah malah di bioskop. 


Walau sempat tertidur di beberapa adegan tapi saya tetap suka film (seri) ini. 

So, what's next? 

Saturday, May 7, 2016

5, 6, 7, 8 Mei 2016

Minggu yang pendek untuk hari kerja dan minggu yang panjang untuk akhir pekan. 
Dua hari raya berturut-turut kemudian disambung Sabtu dan Minggu. Minggu yang tepat untuk liburan jalan-jalan, bukan?

Tapi itu nggak berlaku buat saya. (Dan bagi mereka yang kerja di retail, rumah sakit, hankam, dll). Hanya saja kantor saya tetap libur namun saya memilih tidak jalan-jalan. He he he

Saya memilih untuk istirahat di rumah. Benar-benar istirahat. Tidur, makan, nonton, lalu tidur, makan, nonton, dan seterusnya. 

Hari ini memang masih tanggal 7 atau libur hari ketiga. Tapi kemungkinan besok akan berlaku hal yang sama. Atau mungkin besok saya memutuskan untuk jalan ke mana? Saya masih belum tahu.

Long hours sleep. Eat junk food (sigh). Watch TV drama (Japan and Korea) + reality shows + music show. 

Saya memang merasa membutuhkan waktu istirahat ini mengingat minggu lalu saya tetap masuk Sabtu dan Minggu. 

Ini adalah waktu yang tepat untuk charging energy. ;D 

Apalagi minggu depan akan jadi minggu yang hectic. Ha ha membayangkannya saja saya deg-degan. Tapi deg-degan yang positif karena saya cukup menantikan acara itu. 악 좋아!

Ada lagi yang bikin hari libur saya di rumah jadi menyenangkan. 

Saya kenalan sama lagi ciptaan Jinyoung B1A4 untuk Produce 101 yang juga masuk di mini album I.O.I. Judulnya "벚꽃이 지면" (When the Cherry Blossoms Fade). Lagu ini juga yang jadi salah satu alasan saya bakal beli album I.O.I. Alasan lain karena grup ini bakal disband setelah setahun. (ㅠㅠ)

Anyway, let's enjoy the weekend! Let's dance for next week event! 



Thursday, May 5, 2016

Rutinitas dan Tanggal 5

Menjadikan tanggal 5 setiap bulan sebagai hari "wajib" menulis. 
Menulis sebagai rutinitas kah? 
Rutinitas dan kewajiban adalah dua hal berbeda. Tapi untuk urusan tulis menulis, saya menggabungkan keduanya. Sepertinya. He he he

Hari ini, 5 Mei 2016, jatuh sebagai jari libur. Hari Kenaikan Isa Almasih. Di Korea, tanggal ini juga dirayakan sebagai 어린이 날 atau Hari Anak atau Children's Day. Apa yang biasa dilakukan saat 어린이 날? Anda bisa baca banyak informasinya dengan mengetik kata kunci tersebut di kolom search. ;D

Apa yang mau saya bicarakan kali ini? Hmmm...

Ah iya, mumpung baru lewat sehari. 

Jadi, kemarin (tgl 4 Mei) malam, saya memutuskan nonton film "Ada Apa Dengan Cinta 2" (AADC2). Lokasi nontonnya di CGVblitz PP, jam 22.20 WIB. 

Film ini lagi hits. Mulai tayang di layar lebar 28 April lalu. Premiere-nya, menurut artikel yang saya baca, dilakukan di Yogyakarta. Kenapa? Karena katanya sebagian besar adegan diambil atau memakai latar tempat Yogyakarta.

Hmm, kebetulan yang menyenangkan. 
Waktu AADC ditayangkan, saya sedang menjadi warga sementara Yogyakarta. Saat itu, saya tengah menjalankan kewajiban sebagai mahasiswa. Zaman itu, di Yogyakarta hanya ada satu bioskop yang "mumpuni", yaitu di Mataram (beberapa tahun kemudian baru dibangun bioskop di Ambarukmo Plaza dan diikuti bioskop-bioskop lain). Mataram adalah bioskop yang... umm.. bagi yang pernah nonton di sana sekitar tahun tersebut pasti tahu maksud saya.

Ok, kembali ke AADC2. 

Saya nonton AADC2 karena merasa perlu nonton dan harus mendukung film Indonesia. Selain itu, agak penasaran dengan kelanjutan kisah romantis Cinta dan Rangga. (Iklan versi salah satu SNS tentu belum menjawab cerita utuhnya). 

[attention: spoiler alert]

Oo ternyata Mamet menikah dengan Milly.

Oo ternyata Maura sudah punya 3 (?) anak. Dan yang memerankan suaminya adalah suami asli si pemeran.

Oo ternyata Alya diceritakan meninggal akibat kecelakaan.

Oo ternyata Karmen punya masalah yang membuatnya masuk rehabilitasi selama 6 bulan karena coba-coba mengkonsumsi benda terlarang.

Dan, oo ternyata Cinta tunangan dengan pria lain. 

Apa?? *ha ha ha sok drama*

Lalu, Rangga? 
Oo ternyata Rangga menetap di Amerika Serikat dan membuka coffee shop bersama temannya, sambil kadang menulis. Ya, dia kan diceritakan "nyastra" banget. Sedikit lebih agresif, tidak kaku seperti waktu SMA. 

Empat sahabat masih tetap bersahabat dan loyal. 
Empat sahabat masih saling perhatian terhadap satu sama lain. (Entah apa yang terjadi sebelumnya, ya, karena ini, kan, cerita film. Fiksi.)

Apa yang menarik? (Menurut saya tentunya)
Yogyakarta!

Saya merasa familiar dengan beberapa latar tempatnya. 

Greenhost Hotel di Prawirotaman. Saya sempat diinapkan di situ waktu berkunjung ke Yogyakarta untuk hadir di Jogja-Netpac Asian Film Festival pada akhir 2015. Waktu itu memang dibilang, kru AADC2 bakal datang untuk shooting di hotel itu. Sayangnya, kami kembali ke Jakarta sebelum jadwal shooting mereka. 

Pasar dekat Greenhost Hotel (saya lupa namanya). Tidak sempat masuk tapi beberapa kali lewat di depannya.

Via-Via. Restoran dan toko rotinya yang mungil tapi menarik. Saya sempat beli beberapa bungkus kue kering di situ dan rasanya beneran enak. Sempat makan siang di restorannya, tapi waktu itu saya kurang sehat jadi tidak bisa menikmati hidangannya.

Sate klathak. Saya lupa lokasi persisnya. Tapi waktu itu saya sempat diajak makan sate klathak di daerah Bantul. Lokasinya jauh tapi semua terbayar karena dagingnya yang empuk! (Maklum kekuatan gigi saya tidak seperti dulu kala). 

Lokal. Saya belum pernah ke situ. Tapi seorang teman pernah merekomendasikan untuk menginap di Lokal.id (?) kalau berkunjung ke Yogyakarta.

Dan tentu saja kotanya. Sesuai gelarnya, provinsi ini juga istimewa di hati saya, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

AADC berhasil memberikan memori bagi masa kuliah saya. Dan kini AADC2 juga berhasil menarik perhatian saya. I really enjoy watching the movie.

Tentang aktor dan aktrisnya, saya tidak bisa menilai. Saya hanya penikmat. 

Salah satu kesan saya menyangkut acting Mr. Nicolas Saputra, si tokoh legendaris nan misterius.
Rasanya, dulu acting-nya lebih terasa dibanding versi sekarang. Kadang mata Anda terlihat ragu. 
Atau mungkin itu hanya perasaan saya saja. 
Mrs. Dian Sastrowardoyo tetap menunjukkan kepribadian Cinta seperti masa SMA. Tapi di versi sekarang lebih banyak mengungkap emosi yang terkesan lebih lepas. 
Atau mungkin karena dulu dibuat karakternya lebih ja'im. 

Terima kasih sudah memproduksi AADC2. Terima kasih sudah meramaikan perfilman Indonesia dengan film yang menghibur dan membuat tersenyum. 



2016년 5월 5일
자카르타

Tuesday, April 5, 2016

maybe

I saw you like almost everyday
You're sitting in front of your house
Usually you're busy with your phone
Never saw you reading book or newspaper nor magazine
Well I don't really care about that
I don't even know you
I just see/saw you
Today you're not wearing glasses
Well I'm just saying
I don't want to bother you or something

Funny huh? 

I'm not even curious about your name or who you are

So why I write this?

Blab...


2016년 4월 5일
bla bla bla

Thursday, March 24, 2016

Belum pernah ditulis

Apa lirik yang belum pernah dibuat jadi lagu?

Apa bait yang belum pernah dirangkai jadi puisi?

Apa garis yang belum pernah digoreskan jadi lukisan?

Menurutmu ini puitis?
Apa pantas jadi lirik lagu?
Tapi aku yakin, ini bukan sesuatu yang cocok dibuat jadi lukisan.

satu dua tiga
empat lima enam
tujuh delapan
sembilan sepuluh
atau nol?


Mulai dari mana?
Tergantung apa tujuannya.

Mau bilang apa aku ini?
Mungkin sedang mencari ide.

mungkin
ingin
menghibur
hati
yang
sepi

Sepi tapi bukan sendiri
Apa ada lirik lagu seperti itu?
Di mana? Katakan padaku. Aku ingin bertemu penulisnya. 
Apa idenya? Bagaimana perasaannya?

Kata pencipta lagu "No No No" (sung by A-Pink), 
"슬퍼하지마 no no no 
혼자가 아냐 no no no
언제나나나 내게 항상 빛이 돼 준 그대
내 손을 잡아요 이제 지금 다가와 기대
언제나 힘이 돼 줄게."

Katakan padaku, lirik apa yang belum pernah ditulis? 
Aku ingin membuat sejarah.



2016년 4월 2일 

Monday, February 29, 2016

29 in 4


Leap year. 
Hari ini, 29 Februari 2016. 29 yang hanya ada setiap 4 tahun sekali. Waktu sekolah, pasti diajari yang namanya tahun kabisat jadi tahu apa maksud tanggal 29 Februari hanya ada tiap 4 tahun sekali. 

Orang-orang bilang, manfaatkan baik-baik bonus yang didapat karena adanya tambahan satu hari di tahun ini. Apa yang sudah kamu kerjakan hari ini? Apa yang membuat hari ini spesial? 

Monday, February 8, 2016

모두 새해 복 많이 받으세요

새해 인사...

"새해 복 많이 받으세요
즐거운 설 보내세요"
Have a great year, full of blessings.

8 February 2016

Perayaan "Tahun Baru" kedua tahun ini. 
Menyampaikan kembali harapan-harapan untuk tahun yang penuh berkat. 

Happy Lunar New Year
Gong Xi Fa Cai

Let's enjoy the ride 😊

Friday, February 5, 2016

What about February?

What about it?

Hari ini, setahun yang lalu, sedang menikmati liburan di Phuket, Thailand. Yeah, that was a year ago. Hari ini, di Jakarta bergumul dengan persiapan acara 설날. 

Ternyata belum bisa merealisasikan "menulis lebih sering", seperti yang diharapkan pada awal tahun ini. Kenapa? Why? 왜? 

Tuesday, January 5, 2016

Menuliskan kisah lebih sering

Itu salah satu keinginan untuk tahun 2016 (dan seterusnya). Lebih sering dan banyak menulis. 

Ada banyak kisah yang terlewatkan untuk ditulis. Cara mencatat dalam memori: disimpan dalam bentuk file & folder di kompartemen memori otak, difoto pakai kamera, dan sebenarnya (seharusnya) ditulis. 

Zaman makin canggih. Menulis nggak cuma pakai kertas dan bolpen/pensil. Ada teknologi blog! Punya blog tapi jarang memanfaatkan. 

Keinginan dan janji tahun 2016: agar kedepannya lebih sering menulis. Walaupun sedikit tapi tetap ditulis. Jurnal. Selain itu, apa yang masih diingat dari waktu sebelumnya juga mau ditulis. 

Tulis! 

Selain itu, lebih banyak/sering mengambil foto. Moment. Memang bukan semuanya untuk di-publish tapi guna merekam momen. 

Rasanya semangat sekali! 

Ayo diwujudkan. :) 


5 Januari 2016
(hari keenam bulan pertama dan di tahun 2016) 

(foto ini sudah di-publish di akun instagram siang ini tapi rasanya lebih dramatis dan cocok di-posting lagi di sini dengan filter mono ailis)